
China dan ASEAN lakukan kerjasama untuk mengatasi masalah keamanan regional lawan kejahatan judi online dan telekomunikasi.
China telah berjanji untuk memperdalam kerjasama dengan negara-negara ASEAN (Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara) dalam memerangi perjudian online ilegal dan penipuan telekomunikasi. Komitmen tersebut dibuat oleh Menteri Luar Negeri China Wang Yi ketika melakukan pertemuan penting dengan duta besar dari 10 negara ASEAN di awal tahun 2025 ini.
Meningkatkan Kasus Penipuan Lintas Batas Picu Kekhawatiran
Baru-baru ini terjadi beberapa insiden di perbatasan Myanmar dan Thailand, di mana kekhawatiran atas perjudian online dan penipuan telekomunikasi meningkat. Seperti laporan dari China Daily, kejahatan tersebut bukan hanya merugikan warga China namun memberikan dampak ke negara-negara tetangga, dibutuhkan kerjasama regional untuk mengatasi hal tersebut.
Penipuan di wilayah tersebut seakan menjadi tren yang begitu mengganggu, penipuan menjerat banyak sekali korban dari berbagai negara. Korban tidak sadar bahwa mereka malah dijerumuskan ke skema penipuan dengan iming-iming peluang kerja yang menguntungkan di luar negeri.
Berdasarkan laporan dari Bangkok Post, Wang Yi menekankan bahwa kegiatan kriminal tersebut adalah ancaman serius untuk keselamatan publik dan kesejahteraan ekonomi. Mengajak negara-negara ASEAN untuk mengambil langkah lebih tegas dan kuat dalam melindungi warganya dari perusahaan ilegal penipu seperti itu.
“Kita wajib memastikan bahwa mereka yang bertanggung jawab terkait dengan kejahatan keji ini bisa dimintai pertanggung jawaban” ujar Wang.
Pernyataan dari Menteri Luar Negeri China juga menyoroti ketersediaan negaranya untuk meningkatkan kerjasama penegakan hukum baik secara bilateral maupun multilateral dengan negara-negara ASEAN. Tujuan dari kerjasama ini adalah meningkatkan langkah-langkah untuk keamanan dan menyediakan lingkungan yang lebih baik dan aman untuk pertukaran orang-orang, apalagi hal tersebut kian penting di era pasca-pandemi Covid-19.
Secara khusus China telah merencanakan kerja sama dengan negara-negara anggota ASEAN dalam membongkar praktik jaringan penipu di kompleks yang beroperasi di perbatasan negara. Jaringan penipuan ini seringkali menargetkan individu yang rentan, sedang mencari pekerjaan, atau melakukan perjalanan ke luar negeri.
Dengan kerjasama yang terjalin lebih kuat maka hukum bisa ditegaskan, China dan Asean bertujuan untuk memastikan kawasan tersebut dijadikan sebagai tempat yang aman untuk interaksi sosial dan ekonomi, bebas dari ancaman penipuan seperti itu.
Komitmen China
China pun berkomitmen untuk berusaha memberantas perjudian online dan penipuan telekomunikasi yang kian meluas demi menyelamatkan orang-orang yang telah menjadi korban kejahatan selama ini. Bahkan beberapa bulan terakhir diketahui sejumlah warga China telah ditipu untuk bepergian ke negara di Asia Tenggara dengan iming-iming hal menarik, padahal mereka malah dijebak di sarang penipuan dan dipaksa untuk bekerja di bawah organisasi kriminal.
Kementerian Keamanan Publik China terus bekerja keras tanpa lelah dalam menemukan dan menyelamatkan warganya yang menjadi korban di sana, diketahui warga China banyak yang dipaksa dan diculik.
Terdapat sebuah pernyataan yang dirilis oleh Kementerian, ternyata mereka sedang mengkoordinasikan upaya dengan konsulat dan kedutaan China untuk memberikan bantuan ke orang-orang yang hilang atau sedang dalam bahaya terkait aksi penipuan keji tersebut.
Di bulan Juli tahun 2023 lalu saja Kementerian telah merilis operasi nasional dalam memerangi jaringan penipuan telekomunikasi yang mengarah ke pembongkaran beberapa operasi penipuan besar di wilayah Myanmar Utara. Kampanye ini dilakukan atas kerjasama dengan lembaga penegak hukum di Myanmar.
Dari kerjasama tersebut berhasil ditangkap ribuan tersangka dan lebih dari 53.000 warga China terlibat dalam kegiatan penipuan tersebut.
Terlepas dari berhasilnya upaya tersebut, ternyata banyak juga operasi penipuan yang pindah ke wilayah lainnya seperti Wan Hai, Myawaddy, dan Tangyan di Myanmar. Banyaknya perpindahan operasi tersebut malah mempersulit upaya pemberantasan mereka.
Pihak berwenang China juga sudah melaporkan kelompok-kelompok kriminal tersebut yang kian agresif dan semakin memburu warga negara China dengan tawaran pekerjaan bergaji besar, perjalanan gratis ke luar negeri, dan janji palsu lainnya. Usai korban berhasil ditipu, mereka tidak dapat apa yang dijanjikan dan malah jadi sasaran kerja paksa serta kegiatan ilegal lainnya.
Kasus yang Melibatkan Aktor China
Salah satu kasus yang paling menggemparkan terjadi baru-baru ini, seorang aktor China bernama Wang Xing dinyatakan hilang pada awal bulan Januari 2025, ia ditemukan di Myanmar usai diculik dan diperdagangkan oleh pihak tidak bertanggung jawab.
Pihak kepolisian Thailand mengatakan bahwa Wang Xing merupakan salah satu korban perdagangan manusia. Ini jadi pengingat bagaimana risiko yang sedang dihadapi warga China ketika mereka bepergian ke wilayah tersebut.
Adanya kasus tersebut makin menyoroti bahaya yang ditimbulkan oleh jaringan penipuan yang beroperasi di perbatasan Myanmar dan Thailand. Para pejabat China sebenarnya telah mendesak publik agar tetap waspada dan berhati-hati karena tindak kejahatan terjadi mana-mana.
Pihak penipu pada awalnya memberikan tawaran menarik seperti memberikan pekerjaan di luar negeri dengan gaji besar, padahal itu semua hanya tipuan belaka.
ASEAN pun sebenarnya mengakui kejahatan judi online dan telekomunikasi tersebut sangat parah, apalagi ada tindak perdagangan manusia di sana. Thailand telah mempercepat upaya dalam menyelesaikan tantangan yang tengah berlangsung, karena hal ini juga menyangkut citra Thailand.
Selama setahun terakhir diketahui Thailand punya beberapa peran penting untuk memfasilitasi kembalinya warga negara China yang terjebak di lingkup penipuan Myawaddy. Tahun 2023 lalu Myanmar juga membantu memulangkan lebih dari 31.000 tersangka penipuan telekomunikasi ke China. Ini jadi pertanda komitmen dan kerja sama internasional dalam menegakkan hukum.
Meningkatkan kompleksitas jaringan kriminal lintas batas menuntut kewaspadaan yang berlanjut, diperlukan kolaborasi lebih erat antara China dan negara-negara ASEAN demi melindungi semua warga negaranya.